Kenapa ya tiga item berikut identik dengan sesuatu yang berkesan jorok dan nggak baik? Upil, air liur, dan hhhmmm kotoran telinga alias kopok. Well,sebelum menuduh mereka sebagai hal jorok, mending baca dulu yang satu ini…
The Upils… Pastinya kalian doyan banget nih ngulik-ngulik isi di balik hidung kalian yang mancung melegenda ini. Bukan niat jorok, apalagi karena nggak ada kerjaan. Ini kalian lakukan demi menjaga kebersihan. Kan, kebersihan sebagian dari iman, tuh? Hehehe. Tapi, beneran deh kegiatan ngupil itu memberikan banyak manfaat lho! Kok bisa? Lanjut aja bacanya…
Gini nih ceritanya. Kalian semua tahu kan kalo banyak partikel di udara yang ikut terbawa saat kita bernafas? Debu, bakteri, virus, dan serbuk sari bunga itu cuma sebagian yang mungkin kita hirup. Untuh hidung punya gerbang pertama masuknya udara dilengkapi rambut-rambut halus (silia)dan lender (mukus). Begitu udara masuk, silia akan menyaring debu dan partikel yang dibawa udara. Meski begitu, nggak semua kotoran bisa tersaring. Bakteri dan virus yang sangat kecil selalu memiliki kesempatan buat menembus pertahanan hidung kita. Nah di sinilah mucus beraksi. Mucustersebut keluar dari selaput mukosa. Ia melapisi seluruh bagian dalam hidung. Jadi, ia berfungsi bagai lem yang menangkap kotoran, virus, dan bakteri yang nggak tersaring oleh silia. Semakin banyak kotoran yang terjebak, semakin banyak mucus yang dihasilkan. Mucus yang sudah kecampur sama debu, air, sel kulit mati, bakteri, dan lain-lain itulah yang sering kita sebut ingus. Walau demikian, di ingus terdapat enzimnya lho! Ada asam amino, karbohidrat, isozyme,dll. Enzim-enzim tersebut berfungsi untuk melawan bakteri pathogen. Ingus-ingus itu akhirnya menyapu kotoran di dalam hidung dan mengumpulkannya menjadi satu. Ingus yang mengering dan menysakan kotoran berbalut mucus sering kita sebut upil.
Biasanya kita suka membuang upil kita. Tapi, kata dokter spealis paru-paru asal Austria Prof Dr Friederich Bischinger menemukan hal yang lebih gila. Dia mengajak orang-orang untuk memakan upilnya sendiri! Bischinger meyakini, berdasar penelitiannya pada 2004, makan upil bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Teorinya sederhana. Sebagai bentuk buangan yang dihasilkan tubuh, upil nggak seharusnya dibalikin kedalam tubuh. Tapi, buat Bischinger, karena upil itu bentuk buangan, serangan penyakit dan kotoran yang gagal masuk dalam tubuh, ia bisa dimanfaatkan sebaagai antibody. Selain membersihkan tubuh, memakan upil bisa menggantikan posisi vitamin peningkat daya tahan yang selama ini kita konsumsi. “buat Orang-orang yang mengupil dan memakannya secara alami mendorong system kekebalan tubuh mereka secara Cuma-Cuma,” menurut perkataan Bischinger. Jadi gimana? Mau makan upil sendiri? Jorok abissss*)
The Ilers… konon, ngidam ibu hamil itu harus diturutin agar anaknya tidak ngileran lho. Eh, emang ada yang salah ya kalo kita suka ngiler? Hhmmm jadi bingung kenapa hal itu dikaitkan dengan orang jorok. Padahal, iler itu berguna banget buat manusia. Pada dasarnya air liur atau yang sering kita sebut iler adalah salah satu di antara tiga cairan pelindung alami tubuh. Dua sisanya adalah air mata dan cairan vagina pada perempuan. Selain sebagai pelindung, liur membantu pencernaan makanan. Dalam mulut, liur di produksi tiga kelenjar, yaitu parotis, sublingual, dan mandibula. Liur sendiri jadi dua tipe, loh. Mereka adalah tipe serus dan mucus. Liur tipe mucus dihasilkan kelenjar parotis. Liur tersebut mengandung zat bernama mucin yang berperan sebagai pelindung tubuh. Sedangkan liur tipe serus mengandung ptyalin yang membantu pencernaan makanan. Ia yang kali pertama memecah karbohidrat menjadi glukosa di mulut, karena itu, nasi atau yang berhaban karbohidrat dimakan terasa manis.
Selain enzim ptyalin, liur kita mengandung banyak air, elektrolit, dan senyawaantibakteri. Elektrolit itu juga menjadi penetralisir makanan dan minuman. Istilah kerenya, liur bermanfaat sebagai buffer atau larutan penyangga. Ia membuat makanan siap buat menghadapi suasana asam di lambung dan membuat makana mudah ditelan karena nggak kering. Wow, ajaib ya?*)jumlah liur yang dihasilkan setiap orang itu berbeda. Semua tergantung dari factor gen, banyak air yang diminum, rangsangan indra penciuman, pengunyahan, dan usia. Jadi sebenarnya nggak ada hubungannya dengan ngidam-ngidaman. Terlepas dari itu semua, kalau kalian una teman yang suka ngiler, piker-pikir lagi ya buat nyalahin dia. Punya liur berlebihan itu berkah tersendiri. Sebab, makin banyak air liur, makin banyak antibody.
The Kopoks…. Kalo telinga kalian tiba-tiba gatal paling mantap tuh dikilik-kilil pakai cotton bud. Telinga dikilik-kilik sambil mata merem melek keenakkan karena kotoran telinga nyangku di cotton bud. Emang kilik telinga itu nikmat setengah mati. Hehehehe*). Tapi, pernah nggak kalian mikir asal kotoran telingga itu? Kotoran telinga tuh keluar dari liang telinga, tepatnya antara telinga luar dan telinga tengah. Di daerah itu terdapat kelenjar yang memproduksi semacam wax (lilin). Lebih dari 4.000 kelenjat di sana. Minyak yang dikeluarkan kelenjar itu mengalir dengan sangat pelan menelusuri liang telinga. Kemudian, sel kulit mati (lapisan tanduk) yang jatuh dari teling, debu, keringat, dll menempel di liang itu hingga berbentuklah kotoran telinga.
Yang menakjubkan, kotoran itu bukan kotoran biasa. Itu memiliki zat kimia yang membunuhbakteri sehingga mencegah telinga terinfeksi bakteri yang masuk melalui debu. Minyak yang terkandung dalam kotoran telinga juga berguna agar kulit liang telinga tidak kering. Wah, sekalipun menjijikkan, kotoran telinga punya banyak kegunaan. Jadi, kita nggak boleh bersihin telinga, dong? Boleh kok, tapi bagian luar saja. Kalo kalian nekat kilik-kilik telinga, apalagi dengan benda yang permukaannya keras dan kasar, risikonya gedhe banget lho. Kulit telinga bagian dalam gampang terluka. Begitu terluka, zat yangbernama histamin akan keluar dan membuat telinga makin gatal nggak karuan. Apa yang akan terjadi sekanjutnya? Kamu bakal semangat buat kilik-kilik telinga. Begitu telinga terluka, pembuatan lilin telinga jadi kacau. Lilinnya overproduksi sehingga akan ada lebih banyak kotoran telinga yang muncul, lalu menyumbat telinga kalian. Kalo begitu, kalian bakal jadi Haji Bolot dadakan. Karena itu, kamu jagan suka kilik-kilik telinga. Sok-sokan membersihkan kotoran telinga bisa berujung bahaya. Hiiii sereeeemmm*).
Myths and facts of upils
Myths: banyak orang bilang bahwa upil juga bisa dimakan lho. Kira-kira rasanya gimana sih upil itu?
Facts: rasa upil kering yang agak lembut ini emang sedikit asin. Tapi, jangan dicoba ya karena upil mengandung banyak kuman. Upil terbentuk dari ingus yang mongering. Sedangkan ingus sendiri merupakan alat pelekaat zat berbahaya yang bercampur dalam udara, misalnya bakteri, debu, jamur, dan virus.
Myths and facts of ilers
Myths: saat ada bagian tubuh kita yang terluka, orang zaman dahulu langsung “”cuih-cuih” meludahi luka tersebut. Katanya sih biar cepat sembuh.
Facts: nggak ada tuh ceritanya air liur bisa menutup luka ataupun biar bakteri di luka itu mati. Yang ada, malah lukamu itu terkena bakteri baru dari air liur. Bukannya sembuh, lukanya pun malah terinfeksi gara0gara virus yang ada. Bahkan, beberapa penyakit seperti itu juga bisa menular lewat air liur. Wiidiihhh, kebayang beberapa banyak virus yang tersebar lewat mulut dukun yang suka nyembur pasiennya?
Myths and facts of kopoks
Myths: kotoran yang lengket itu disebabkan telinga kalian bermasalah dan terkena infeksi.
Facts: kotoran telinga memang terdiri atas dua jenis. Ada yang basah dan mengandung banyak minyak. Ada pula yang kerinh karena kandungan minyaknya sedikit. Selain itu, bergantung pula pada wilayah tempat tinggal dan etnis tertentu. Mayoritasorang kulit putih dan orang kulit hitam punya kotoran telinga yang basah. Sedangkan orang ras kulit kuning dan Indian Amerika punya kotoran telinga yang kering.
Semoga artikel ini bermanfaat ... !!!!
No comments:
Post a Comment